Example: dental hygienist

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA - UB

1 MODUL PANCASILA Bobot sks : 2 sks Kode Mata Kuliah : 4007 Penyusun : Tim Penyusun Pusat MKU PUSAT MATA KULIAH UMUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 2 MODUL I: KESEJARAHAN PANCASILA (SEBELUM KEMERDEKAAN) PERTEMUAN (1 KALI TATAP MUKA) TUJUAN PERTEMUAN: Mahasiswa mampu memahami kesejarahan PANCASILA yang meliputi; (1) kajian sejarah PANCASILA pada beberapa fase secara komprehensif. (2) analisis objektif tentang kebenaran sejarah PANCASILA yang utuh. (3) bertanggungjawab atas keputusan yang diambil dari pengambilan kajian PANCASILA yang dipandang benar berdasarkan hasil kajian yang dilakukan secara kolektif-etis. INDIKATOR: 1) Mempunyai pemahaman komprehensif atau utuh mengenai sejarah PANCASILA dalam 4 era beserta problem-problem yang mengitarinya 2) Mempunyai kemampuan memilah sejarah PANCASILA yang obyektif, terutama terkait dengan tafsir PANCASILA dalam setiap periode kekuasaan.

Suhadi, 2001, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta, Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM. 11. Bahar, Safroedin, 1995, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha ... bangsa adalah falsafah hidup bangsa itu sendiri, maka mereka harus bisa menyelami alam pikir masyarakatnya dalam rentetan sejarah kehidupan mereka

Tags:

  Moulds, Pendidikan, Falsafah, Pancasila, Modul pendidikan pancasila

Information

Domain:

Source:

Link to this page:

Please notify us if you found a problem with this document:

Other abuse

Transcription of MODUL PENDIDIKAN PANCASILA - UB

1 1 MODUL PANCASILA Bobot sks : 2 sks Kode Mata Kuliah : 4007 Penyusun : Tim Penyusun Pusat MKU PUSAT MATA KULIAH UMUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 2 MODUL I: KESEJARAHAN PANCASILA (SEBELUM KEMERDEKAAN) PERTEMUAN (1 KALI TATAP MUKA) TUJUAN PERTEMUAN: Mahasiswa mampu memahami kesejarahan PANCASILA yang meliputi; (1) kajian sejarah PANCASILA pada beberapa fase secara komprehensif. (2) analisis objektif tentang kebenaran sejarah PANCASILA yang utuh. (3) bertanggungjawab atas keputusan yang diambil dari pengambilan kajian PANCASILA yang dipandang benar berdasarkan hasil kajian yang dilakukan secara kolektif-etis. INDIKATOR: 1) Mempunyai pemahaman komprehensif atau utuh mengenai sejarah PANCASILA dalam 4 era beserta problem-problem yang mengitarinya 2) Mempunyai kemampuan memilah sejarah PANCASILA yang obyektif, terutama terkait dengan tafsir PANCASILA dalam setiap periode kekuasaan.

2 3) Bertangungjawab secara akademik-moral atas kajian sejarah PANCASILA yang bersifat komprehensif. 4) Mampu mengimplementasikan pemahaman sejarah PANCASILA tersebut untuk terciptanya pemikiran kritis, konstruktif, dan inklusif atas makna PANCASILA untuk kemajuan bangsa indonesia menghadapi tantangan-tantangan zaman kini. SKENARIO (PELAKSANAAN PEMBELAJARAN): a) Pada pertemuan pertama ini Dosen memberikan ceramah kepada mahasiswa. b) Setelah ceramah, dosen membagi mahasiwa menjadi tujuh kelompok. c) Setiap kelompok diberi tugas menganalisis embrio nilai-nilai PANCASILA yang ada dalam zaman kerajaan Nusantara. d) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 3 e) Dosen menyampaikan klarifikasi atas hasil diskusi berdasarkan materi pembelajaran dan menguraikan dasar negara PANCASILA yang menjadi kesepakatan bersama seluruh bangsa Indonesia.

3 BAHAN BACAAN: 1. Latif, Yudi, 2002, Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas PANCASILA , Jakarta, Gramedia Pustaka. 2. _____, 2013, Soekarno Sebagai Penggali PANCASILA , dalam Prisma Edisi Khusus Soekarno, Membongkar Sisi-sisi Hidup Putera Sang Fajar, Volume 32, & , 2013, Jakarta, LP3ES. 3. Soekarno, 1984, PANCASILA Sebagai Dasar Negara, Jakarta, Inti Idayu Press dan Yayasan PENDIDIKAN Soekarno. 4. Kaelan, 2000, PENDIDIKAN PANCASILA , Paradigma, Yogyakarta. 5. Suwarno, 1993, PANCASILA Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta. 6. Darmodihardjo, D, 1978, Orientasi Singkat PANCASILA , PT. Gita Karya, Jakarta. 7. Darmodihardjo, D dkk., 1991, Santiaji PANCASILA Edisi Revisi, Usaha Nasional, Surabaya. 8. Fauzi, Achmad,1983, PANCASILA Ditinjau Dari Segi Yuridis Konstitusional dan Segi Filosofis, Malang, Lembaga Penerbitan UB.

4 9. Siswanto, Joko. 2015. PANCASILA (Refleksi Komperehensif Hal-Ikhwal Pancaila). Yogyakarta: Ladang Kata. 10. Suhadi, 2001, PENDIDIKAN PANCASILA Untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta, Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM. 11. Bahar, Safroedin, 1995, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta. 12. Wilson, 2013, Soekarno, Staatspartij, dan Demokrasi Terpimpin , dalam Prisma Edisi Khusus Soekarno, Membongkar Sisi-sisi Hidup Putera Sang Fajar, Volume 32, & , 2013, Jakarta, LP3ES. 13. Setiardja, A. Gunawan, 1994, Filsafat PANCASILA Bagian II: Moral PANCASILA , Universitas Diponegoro, Semarang. 14. Lay, Cornelis, 2013, PANCASILA , Soekarno, dan Orde Baru , dalam Prisma Edisi Khusus Soekarno, Membongkar Sisi-sisi Hidup Putera Sang Fajar, Volume 32, & , 2013, Jakarta, LP3ES.

5 15. Nurdin, Dr. Encep Syarief , , 2012, PANCASILA Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia , dalam E-Materi PENDIDIKAN PANCASILA , Dikti dan UGM. 16. Ali, As ad Said, 2009, Negara PANCASILA Jalan Kemaslahatan Berbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta. 4 MEDIA/BAHAN PEMBELAJARAN a. Power point b. Buku bacaan penunjang MATERI AJAR: KESEJARAHAN PANCASILA (SEBELUM KEMERDEKAAN) A. PENDAHULUAN Dalam perkuliahan ini Anda akan mempelajari sejarah, dinamika, dan perkembangan PANCASILA pada lintasan kesejarahan bangsa Indonesia. Anda akan melihat bahwa PANCASILA merupakan buah karya para pendiri bangsa mewujudkan dasar dan pandangan hidup masyarakat Indonesia merdeka. Selain itu, akan terlihat pula bagaimana PANCASILA dikonstruksi di dalam sejarah perkembangan bangsa, mulai dari proses merumuskan PANCASILA , penggalian, hingga dikristalkan dan kemudian diinterpretasikan kembali guna mewadahi kebutuhan dan kepentingan setiap elemen bangsa Indonesia untuk menentukan identitas dirinya secara terus-menerus.

6 Tujuan akhir perkuliahan ini adalah memberi pengetahuan kepada Mahasiswa ketika mempelajari sejarah terbentuknya PANCASILA sebagai pandangan hidup bangsa beserta kompleksitisitas dan tantangan yang mengirinya, dan dengan itu, diharapkan mampu memberikan pemahaman mendalam dan terbuka atas ideologi dan identitas bangsa Indonesia, serta dapat menghasilkan pemikiran serta sumbangan kritis-konstruktif bagi kemajuan bangsa yang terus-menerus dalam proses menjadi manusia indonesia ini. Ir. Soekarno, presiden pertama sekaligus pendiri bangsa Indonesia, menyemboyankan jas merah ; yakni jangan sekali-kali melupakan sejarah . Maksudnya, baik sebagai individu maupun kelompok sosial masyarakat tertentu, harus memahami sejarah sebagai pengalaman untuk menentukan cara bagaimana melangkah dan menyambut masa depan. Ringkasnya masa lalu (baca: sejarah) adalah guru terbaik bagi masa depan bangsa.

7 5 Arus sejarah juga telah memperlihatkan dengan sangat nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tidak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaya (Soekarno, 1989: 64). Pernyataan Bung Karno tersebut memperjelas bahwa suatu konsepsi dan cita-cita sebuah bangsa merupakan suatu hal yang tak bisa ditawar lagi, jika kita sebagai sebagai bangsa tidak mau tersuruk dalam dalam lubang kehancuran. PANCASILA , yang secara luas telah diketahui, merupakan buah konsepsi dan cita-cita para perumus awal berdirinya negeri Indonesia. PANCASILA merupakan manifestasi dan usaha para pendiri bangsa untuk memberi arah dan tujuan berdirinya negara republik Indonesia. Sebagai bangsa yang berdaulat, rakyat Indonesia berusaha sekuat tenaga memerdekakan dirinya dari penjajahan asing.

8 PANCASILA menjadi dasar instrumen dari kristalisasi cita-cita dan jawaban kongkrit seluruh pejuang kemerdekaan, bahwa seluruh rakyat Indonesia benar-benar menginginkan kedaulatan negara yang utuh, dengan tujuan, arah, dan fondasi filsafati serta pandangan hidup bangsa untuk menyelenggarakan negara Indonesia secara meyakinkan. Seperti dinyatakan oleh Soekarno, PANCASILA tidak diciptakan dan tidak dirumuskan sama sekali baru oleh para pendiri bangsa, melainkan wujud kristalisasi nilai dan pandangan hidup bangsa yang telah lama ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia sendiri selama beratus-ratus tahun. Para pendiri negara ini hanya membantu mengeksplisitkan khasanah kebijaksanaan bangsa itu menjadi pedoman bangsa untuk memandu arah dan tujuan bangsa serta melangsungkan kemerdekaan guna memajukan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, perlu dilacak kembali periodesasi sejarah terbentuknya PANCASILA sebagai ideologi bangsa pertama kali muncul hingga dijadikan dasar dari berdiri bangsa ini hingga hari ini dengan tujuan mengilhami spirit dan semangat yang dapat ditangkap pada proses sejarah itu untuk menangkap pesan para founding fathers kepada generasi penerus berikutnya.

9 6 B. POKOK BAHASAN 1. PANCASILA Sebagai Kristalisasi Nilai-Nilai Bangsa John Gardner (1992) menyatakan bahwa tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran jika bangsa itu tidak percaya kepada sesuatu, dan jika tidak sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi moral guna menopang peradaban. Artinya, untuk mencapai derajat sebuah bangsa besar dibutuhkan bangunan nilai, paradigma, dan cara berpikir bangsa dalam usahanya membentuk sebuah negara. Inilah yang disebut sebagai pandangan dunia. Pandangan dunia sebuah bangsa yang didalamnya terdapat nilai-nilai, cara hidup, tata sosial, dll adalah cara menafsir dunia dan lingkungannya. Dengan cara inilah dia berjuang mempertahankan hidup dan membentuk masyarakat sosialnya menuju tata sosial masyarakat yang diinginkan. Pendapat Gardner tentang perlunya bangsa memiliki pandangan dunia, atau disebut sebagai ideologi dapat dikatakan tepat untuk melihat perspektif para pendiri bangsa Indonesia yang sadar bahwa mendirikan sebuah bangsa perlu pedoman hidup.

10 Mereka sangat sadar bahwa negara-bangsa yang akan mereka bentuk memerlukan sebuah cita-cita, arah-tujuan, dan filosofi dasar pembentukannnya. Pada Sidang Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) yakni sebuah badan bentukan penjajah Jepang yang berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang pertama (tanggal 29 mei 1945), selaku ketua lembaga tersebut, Dr. Rajiman Wedyodiningrat meminta kepada para anggota sidang untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka. Permintaan itu sungguh sangat menantang dan sekaligus menimbulkan rangsangan anamnesis yang memutar kembali ingatan para pendiri bangsa ke belakang. Hal ini juga mendorong para anggota sidang untuk menggali kekayaan kerohanian, kepribadian, wawasan kebangsaan yang terpendam lama dalam sejarah bangsa ini (Latif, 2002; 4).


Related search queries