Example: bachelor of science

PELAKSANAAN PROPER - menlh.go.id

1 PELAKSANAAN PROPER PERIODE 2010-2011 Pendahuluan PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini bertujuan mendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan PELAKSANAAN bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. Program PROPER sudah dimulai sejak tahun 1996, sempat dihentikan karena krisis ekonomi pada tahun 1997 - 2001. Tahun 2002 dihidupkan kembali dengan kriteria yang lebih lengkap, semula hanya dinilai aspek pengendalian pencemaran air, kemudian berkembang menjadi multimedia meliputi pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3 dan penerapan AMDAL.

6 100% Aluminium Profile Ban Consumer Goods Farmasi Tambang Batubara Mesin Pewarna Tekstil Pulp & paper Industri Kimia Migas Distribusi MSG dan Pupuk Migas LNG/LPG Energi PLTGU Elektronik Migas EP

Tags:

  Industri, Afrisam

Information

Domain:

Source:

Link to this page:

Please notify us if you found a problem with this document:

Other abuse

Transcription of PELAKSANAAN PROPER - menlh.go.id

1 1 PELAKSANAAN PROPER PERIODE 2010-2011 Pendahuluan PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini bertujuan mendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan PELAKSANAAN bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. Program PROPER sudah dimulai sejak tahun 1996, sempat dihentikan karena krisis ekonomi pada tahun 1997 - 2001. Tahun 2002 dihidupkan kembali dengan kriteria yang lebih lengkap, semula hanya dinilai aspek pengendalian pencemaran air, kemudian berkembang menjadi multimedia meliputi pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3 dan penerapan AMDAL.

2 Periode 2002 - 2009 aspek ketaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan hidup lebih ditekankan. Upaya ini ditandai dengan dimantapkannya kriteria penilaian ketaatan terhadap 4 aspek multimedia tersebut diatas. Tahun 2010-2014 penekanan diberikan pada dua hal yaitu ekstensifikasi PROPER dan mendorong upaya-upaya sukarela perusahaan untuk menginternalisasi konsep-konsep lingkungan dalam kegiatan proses produksinya. Ekstensifikasi PROPER dilakukan dengan menciptakan jaringan pengawasan dengan pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota. Pada periode PROPER 2010-2011 ini telah dilakukan kerjasama pengawasan dengan 8 propinsi. Propinsi propinsi tersebut dengan supervisi dari Kementerian Lingkungan Hidup melakukan pengawasan dengan menggunakan mekanisme dan kriteria pengawasan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

3 Pada 2011-2012 jaringan pengawasan ini akan diperluas ke 22 Provinsi dan 400 kabupaten / kota. PROPER merupakan kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Pemberian insentif sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) berupa penghargaan PROPER . Pemberian penghargaan PROPER berdasarkan penilaian kinerja penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam: a. pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; b. penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; dan c. pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER yang terdiri atas: a. kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru, merah, dan hitam b. kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.

4 Kriteria Penilaian PROPER yang lebih lengkap dapat di lihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan 2 Lingkungan Hidup. Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna dengan pengertian sebagai berikut : a. Emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat; b. Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui PELAKSANAAN sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik; c.

5 Biru, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan; d. Merah, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan; dan e. Hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi. Mekanisme PROPER PELAKSANAAN PROPER diawali dengan pemilihan perusahaan peserta, dimana perusahaan yang menjadi target peserta PROPER adalah perusahaan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, tercatat di pasar bursa, mempunyai produk yang berorientasi ekspor atau digunakan oleh masyarakat luas.

6 Setelah peserta ditetapkan, kemudian dilakukan pengumpulan data swapantau dengan jalan mengevaluasi laporan PELAKSANAAN pengelolaan lingkungan yang disampaikan perusahaan. Selain data swapantau juga dilakukan pengumpulan data primer dengan jalan melakukan pengawasan langsung kelapangan secara rutin yang dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH). Informasi yang terkumpul kemudian diolah menjadi rapot sementara, yang berisi evaluasi kinerja perusahaan dibidang pengelolaan air, udara, limbah B3 dibandingkan kriteria penilaian PROPER yang ditetapkan. Rapot sementara ini sudah mengindikasikan peringkat kinerja perusahaan berdasarkan kriteria peringkat PROPER . Rapot sementara kemudian dibahas melalui mekanisme peer review oleh tim teknis.

7 Hasil pembahasan dilaporkan kepada pejabat Eselon I KLH untuk mendapat komentar dan pertimbangan. Setelah itu rapot dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan untuk mendapat pendapat dan persetujuan Dewan. Rapot hasil pembahasan dengan Dewan ini kemudian untuk ditetapkan sebagai Rapot Sementera yang akan disampaikan kepada perusahaan dan pemerintah daerah. Perusahaan dan pemerintah daerah diberi kesempatan untuk menyampaikan keberatan dengan didukung data-data baru yang sahih. Setelah masa sanggah dilewati, maka hasilnya dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan. Dewan akan memberikan pendapat terakhir mengenai status kinerja perusahaan sebelum dilaporkan kepada Menteri. Menteri memeriksa, memberikan kebijakan dan menetapkan status peringkat kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan laporan dari Dewan Pertimbangan.

8 Mekanisme PROPER telah ditetapkan dengan 3 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peserta PROPER Pada periode 2010-2011 telah dilakukan evaluasi dan pengawasan melalui mekanisme PROPER terhadap 1002 perusahaan. Dari sejumlah perusahaan tersebut 995 perusahaan dilakukan pemeringkatan dan 7 perusahaan tidak diumumkan karena 4 perusahaan dalam proses penegakan hukum, 2 perusahaan sedang di perintahkan untuk melaksanakan Audit Wajib dan 1 perusahaan force majure. Ini adalah untuk pertama kalinya pengawasan PROPER telah menembus angka psikologis 1000 perusahaan. Pada tahun tahun mendatang, jumlah ini tentu akan terus ditingkatkan sehingga ditargetkan tahun 2014 pengawasan PROPER akan mencakup 2000 perusahaan.

9 Gambar 1. Perkembangan peserta PROPER sejak 2002 sampai dengan 2011. Cakupan PROPER juga telah menjangkau seluruh Provinsi di Indonesia dan tersebar di 232 kabupaten kota. Konsentrasi terbesar peserta PROPER berada di pulau Jawa terutama di Jawa Barat, JawaTimur, Banten, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Di Jawa Barat sebagian besar perusahaan yang diawasi berasal dari industri tekstil, makanan dan minuman, energi Geothermal dan Pelapisan Logam. Di Jawa Timur sebagian besar industri yang diawasi adalah industri Gula, kertas, makanan dan minuman, peleburan logam, kegiatan eksplorasi dan produksi migas serta tekstil. DKI Jakarta sebagian besar perusahaan yang diawasi berasal dari jenis kegiatan rumah sakit, hotel dan otomotif. Sedangkan Kalimantan Timur kegiatan eksplorasi & produksi migas, tambang batubara, industri sawit dan kayu lapis.

10 4 Gambar Perusahaan Peserta PROPER berdasarkan Provinsi. Jika ditinjau berdasarkan jenis industri , maka PROPER mencakup pengawasan terhadap 82 jenis industri . industri yang paling banyak diawasi adalah industri sawit, disusul kegiatan Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas serta industri tekstil. Gambar 3. Prosentasi 10 besar jenis industri peserta PROPER Pada tahun ini terdapat 322 perusahaan baru. Sebagian besar berasal dari jenis kegiatan rumah sakit dan perhotelan. Sektor ini telah beberapa tahun dilakukan pengawasan namun baru tahun ini peringkatnya diumumkan. Tingkat Ketaatan Peserta PROPER Tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan pengelolaan lingkungan hidup mencapai 66 % pada periode PROPER 2010-2011. Tingkat ketaatan adalah perbandingan antara perusahaan yang memperoleh peringkat Biru, Hijau dan Emas dengan total perusahaan yang dipantau.